From Zero to Hero
Cerita barawal ketika orang tua
Nugroho merasa sudah tidak sanggup lagi membayar uang SPP sekolah yang semakin
meningkat tiap tahun nya, “ Nak, kami merasa sudah tidak sanggup lagi membayar
uang SPP sekolah mu, sepertinya bapak harus bekerja lembur siang malam untuk
mendapatkan penghasilan lebih” kata Ayah Nugroho yang bekerja sebagai seorang
kuli bangunan.
Keesokan hari nya di sekolah, Nugroho
mendapatkan teguran dari kepala sekolah karena sudah hampir 3 bulan Nugroho
tidak membayar uang SPP, sesampai nya di rumah nugroho langsung menceritakan
kepada Ibu nya : “bu tadi disekolah, nugroho mendapatkan teguran dari kepala
sekolah untuk segera membayar uang SPP, apa perlu nugroho mencari usaha sendiri
agar dapat membayar uang SPP sekolah ? “ tanya nugroho kepada Ibu nya, dengan
ekspresi wajah sedih, Ibu nya menjawab “ Jangan nak, kamu masih terlalu kecil
untuk bekerja mencari uang di luar sana, biarkan Ibu menjual kain warisan nenek
mu yang diberikan kepada Ibu”
“ tapi
bu, Nugroho ingin membantu perekonomian keluarga bu “ kata nugroho. “Jangan, lagipula hanya kamu
satu satu nya Anak ayah dan Ibu, nanti kalau ada apa apa kan malah tambah
merepotkan Ayah dan Ibu nak “ kata Ibu nya, “ya bu, nugroho bisa mengerti
maksud Ibu” jawab nugroho.
Ketika sore hari, nugroho keluar rumah untuk jalan jalan keliling taman,
kebetulan ada teman Nugroho yang bernama Rio sedang duduk duduk di kursi taman,
Rio adalah anak seorang pengusaha toko buku dan peralatan tulis, Ayah nya
memiliki cabang usaha hampir dimana
mana, Nugroho langsung menghampiri Rio dan menyapa nya terlebih dahulu “ Rio,
sedang apa ?
“Eh Nugroho, saya lagi duduk duduk nih, lagi bosan, kamu sendiri lagi
apa ?” tanya Rio, “ Oh aku, sama seperti mu, lagi mau refreshing, Eh Rio Ayahmu
kan seorang pengusaha yang sukses, dia punya cabang usaha nya di mana mana,
boleh nggak aku nanya ?”
“Haha, kalau mau tanya sih silahkan saja, asal jangan nanya hal yang
tidak bisa saya jawab, memang nya kamu mau nanya apa Nugroho”
“Kira kira, boleh nggak saya melamar kerja di salah satu cabang toko
milik Ayah mu, jika boleh, saya minta jam kerja sepulang sekolah sampai sore”
“Ha ? serius ? mau melamar kerja ? nanti dikira memperkerjakan anak
dibawah umur, kan itu dilarang oleh negara “
“Rio, dari segi mana kalau aku ini tampak seperti anak dibawah umur ?
banyak orang yang mengira kalau aku ini orang dewasa karena tinggi badan ku
sudah mencapai 182 cm “
“ Hmmmm... baiklah jika kamu memaksa, akan ku sampaikan kepada ayahku,
kalau kamu ingin melamar pekerjaan di
salah satu cabang toko milik ayahku “
“Terimakasih banyak Rio, aku merasa berhutang budi kepada mu, kalau saja
ada yang bisa ku lakukan untukmu, akan saya lakukan secepatnya “ Kata Nugroho
Keesokan hari nya, Nugroho diajak ke rumah Rio untuk membicarakan
lamaran kerja yang diajukan oleh Nugroho kepada Ayah nya Rio, “Nugroho ! ayo
kerumahku “ undang Rio
“Baiklah, ku harap Ayahmu menerima lamaran kerja ku, soal nya aku ingin
sekali membantu perekonomian keluarga ku “
Sesampai nya dirumah Rio,
Nugroho dan ayah Rio berbincang bincang mengenai lamaran kerja yang diajukan
oleh nugroho.
“ Jadi, apakah nak Nugroho benar benar hendak melamar pekerjaan disalah
satu cabang toko milik saya “ tanya ayah Rio.
“ Iya pak, benar, saya benar benar ingin bekerja walaupun saya masih
kelas 3 SMA, tidak apa apa jika saya harus bekerja lembur karena saya ingin
dapat membantu perekonomian keluarga saya pak”
“ Nak, umumnya anak anak seusia mu itu
tidak di perbolehkan untuk bekerja, masalah nya bapak ini takut jika bapak
dipanggil oleh pihak kepolisian “ jelas Ayah Rio.
“Pak, para polisi tidak akan langsung tahu bukan ? lagi pula gaya saya
kan sudah seperti orang dewasa, yang penting, berikan saja saya seragam kerja
dan waktu untuk bekerja”
“Hmmmm... Benar juga, tapi bagaimana kalau anda bekerja sebagai penyapu,
sekaligus pengepel di salah satu cabang kantor saya, saya akan menggaji kamu
dengan uang sebesar Rp. 200.000,00 per bulan nya, kamu mulai bekerja besok sore
sehabis pulang sekolah di salah satu cabang toko saya di dekat perempatan
jalan, bagaimana ?“
“Setuju pak, terimakasih banyak, saya sudah tidak sabar lagi untuk
membantu perekonomian keluarga saya”
Esok sore setelah pulang sekolah, Rio langsung berganti pakaian dari
seragam sekolah menjadi seragam toko buku dan fotocopy milik Ayah Rio saat hari
pertama nya bekerja, Nugroho merasa tertarik dan penasaran dengan sebuah buku
yang berjudul “Menggenggam Perekonomian Dunia” yang terletak pada rak buku
paling atas di toko milik Ayah Rio, Nugroho langsung mengambil dan membaca buku
tersebut, perlahan-lahan dia mulai mengerti beberapa istilah istilah ekonomi
seperti Pasar, barang, modal, kurs, valuta asing, investasi, investor, saham,
bursa efek, dan lain lain
Hari demi hari telah dilewati, semakin lama Nugroho semakin kaya akan ilmu
perekonomian dan ilmu ilmu pelajaran lainnya, sampai sampai pada ujian
pelajaran khususnya ekonomi, nugroho selalu mendapatkan nilai yang memuaskan,
begitu pula pada pelajaran yang lain seperti Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris,
Fisika, kimia, biologi, dan matematika, dia sering dipanggil dengan
julukan “Grand Master” oleh teman teman
sekelas nya namun dia menolak karena dia yakin, hasil yang bagus didapat karena
usaha dan kerja keras
Ketika ia lulus dari SMA, Nugroho langsung diberi promosi jabatan oleh Ayah
nya Rio untuk menjadi Manager Eksekutif di kantor pusat toko perbukuan dan
peralatan tulis terbesar di Indonesia dengan penghasilan yang sangat banyak,
ketika nugroho mengetahui bahwa diri nya sudah mendapatkan pekerjaan, ia merasa
sangat bersyukur dan gembira, ia langsung pulang dan ingin memberitahu kabar
baik tersebut kepada kedua orang tua nya.
Sesampai nya di rumah, ia heran
mengapa dirumah nya terdapat bendera kuning dan banyak sekali orang yang
berpakaian baju muslim, setelah dilihat nya kedalam rumah, nugroho langsung
diberitahu Ibunya yang sedang menangis, bahwa Ayahnya telah meninggal dunia
karena mengalami kecelakaan di tempat kerja, Nugroho langsung bertekuk lutut
dan menangis sekuat kuat nya di samping jasad Ayah nya “ Ayaaaaah !!!! mengapa
ayah pergiiii ??!! mengapa yaah !!!??? mengapa ????!!!” Nugroho menangis sekuat
kuat nya sampai pada akhirnya dia berhenti karena tertidur kelelahan.
Ketika ia bangun, ia bertanya kepada Ibu, “Bu, masih bisakah nugroho
bertemu dengan Ayah ? nugroho rindu Ayah padahal Nugroho baru saja mau
memberitahu bahwa nugroho mendapatkan pekerjaan yang berpenghasilan tinggi,
Nugroho tidak mau Ayah pergi dari hidup Nugroho, Nugroho sayang Ayah “
“Nugroho, Ayah mu meninggal dunia karena sudah di takdirkan oleh Allah
Swt, kita tidak bisa mengetahui, mempercepat, dan memperlambat ajal, ajal pasti
akan datang menjemput semua makhluk yang bernyawa, hanya tinggal bagaimana cara
kita mempersiapkan diri kita untuk menyambut ajal tersebut, saat ini hal
terbaik yang bisa kita lakukan adalah Berdo’a, karena dengan Do’a , Ayah dapat
senang dan bahagia di sana “
Perlahan lahan Nugroho mulai meneteskan Air mata, Nugroho mencoba untuk
menguatkan diri nya tetapi air mata terus saja mengalir dari mata nya.
Sekarang, Nugroho selalu berdo’a untuk Ayah nya, setiap ada waktu luang,
Nugroho berziarah ke makam Ayah nya.
2 tahun sudah Nugroho bekerja sebagai Manager Eksekutif di kantor pusat
perusahaan buku dan Alat tulis milik Ayah Rio, Rumah Nugroho yang dulunya
dibuat dari kayu dan bambu, kini sudah di renovasi menjadi rumah mewah yang
besar dan bertingkat, betapa senang nya Ibu Nugroho dapat melihat anaknya
sukses dan berhasil.
Pada suatu malam ketika Nugroho hendak tidur untuk melepas lelah dari
seharian bekerja Nugroho teringat sesutau, tak lama kemudian ia tidur, dalam
mimpi nya Nugroho bertemu dengan sesorang yang tinggi, tegap, gagah, dan
bercahaya, orang itu memanggil Nugroho, Nugroho bertanya “ Siapa kamu ?“. Orang
itu menjawab “ aku adalah Ayahmu yang sudah meninggal 2 tahun lalu nak”
“Ayah !!!??? engkau kah itu ??? Nugroho rindu sekali kepada Ayaaah, Ayah
jangan pergi lagi, tolong yaaaah toloooong jangan pergi lagiii “
“ Nugroho, kamu adalah anak yang baik, Ayah ingin berterimakasih kepada
mu karena selalu mendoakan Ayah, sekarang Ayah hendak pergi ke tempat yang
lebih jauh lagi di alam sana, Ayah senang dan bahagia karena kamu sudah menjadi
orang yang sukses dan berhasil, Jagalah Ibu mu dengan baik dan do’a kan lah
dia......... Selamat tinggal Nugroho, Ayah senang pernah punya anak sebaik dirimu”
Tak lama kemudian, Ayah Nugroho langsung menghilang dari mimpi Nugroho.
“ Ayaaaaaaaaaaaah !!!!! jangan pergiiiiiiiiiii !!!!!!!!!!!!!!!!! “
Nugroho langsung terbangun dari tidur nya.
The End